Tugas
Kelompok
PENGOLAHAN CITRA
O L E H :
Nurmiati 105 82 00530 10
Hadijah 105 82 00538 10
Rusdi 105 82 00558 10
Kayyum S Syukur 105 82 00559 10
Ridwan 105 82 00577 10
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK
ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya maka dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “PENGOLAHAN CITRA”. Penulisan makalah adalah
merupakan salah satu tugas dari Mata kuliah Pengolahan Citra.
Dalam Penulisan makalah
ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki kami, untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah
ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak
yang membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, khususnya kepada teman, sahabat, dan semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah
ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Citra
(image) adalah istilah lain untuk gambar. Sebagai salah satu komponen
multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual.
Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh data teks, yaitu citra
kaya dengan informasi. Ada sebuah peribahasa yang berbunyi “sebuah gambar
bermakna lebih dari seribu kata” (a picture is more than a thousand words).
Maksudnya tentu sebuah gambar dapat memberikan informasi yang lebih banyak
daripada informasi tersebut disajikan dalam bentuk kata-kata (tekstual).
Citra
adalah representasi atau tiruan dari suatu benda atau objek. Citra dibagi
menjadi dua, yaitu citra analog dan citra digital. Citra analog adalah citra
yang dihasilkan sinyal kontinyu, misalnya foto yang dicetak di kertas foto,
citra yang tampil di layar TV, citra yang dihasilkan oleh CT-scan, citra yang
tersimpan dalam pita kaset, dan lain-lain. Sedangkan citra digital adalah citra
yang bisa diolah langsung oleh komputer dan tersimpan dalam media simpan
digital misalnya memory, harddisk, CD, dll. Contoh dari citra digital ini
adalah foto yang dihasilkan oleh kamera digital, citra yang dihasilkan oleh scanner,
dan lain-lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pengolahan Citra
Pengolahan
citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan komputer, menjadi
citra yang kualitasnya lebih baik. Teknik-teknik pengolahan citra
mentransformasikan citra menjadi citra lain. Inputan pada proses ini adalah
citra dan keluarannya juga berupa citra dengan kualitas lebih baik daripada
citra inputan sebelumnya. Meskipun sebuah citra kaya
informasi, namun seringkali citra yang kita miliki mengalami penurunan mutu (degradasi),
misalnya mengandung cacat atau derau (noise), warnanya terlalu kontras, kurang
tajam, kabur (blurring), dan sebagainya. Tentu saja citra semacam ini menjadi
lebih sulit diinterpretasi karena informasi yang disampaikan oleh citra
tersebut menjadi berkurang. Agar citra yang mengalami gangguan mudah
diinterpretasi (baik oleh manusia maupun mesin), maka citra tersebut perlu
dimanipulasi menjadi citra lain yang kualitasnya lebih baik.
Bidang studi
yang menyangkut hal ini adalah pengolahan citra (image processing). Di dalam
bidang komputer, sebenarnya ada tiga bidang studi yang berkaitan dengan data
citra, namun tujuan ketiganya berbeda, yaitu:
1. Grafika
Komputer (computer graphics).
2. Pengolahan
Citra (image processing).
3. Pengenalan
Pola (pattern recognition/image interpretation).
B.
Fungsi dan
Algoritma Pengolahan Citra
·
Fungsi Pengolahan Citra
Pengolahan
citra bertujuan untuk memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasikan
oleh manusia atau mesin. Teknik-teknik pengolahan citra mentransformasikan
citra menjadi citra lain. Inputan pada proses ini adalah citra dan keluarannya
juga berupa citra dengan kualitas lebih baik daripada citra inputan sebelumnya.
Pengolahan citra digital diperlukan di beberapa bidang misalnya: bidang
kedokteran, fotografi dan keamanan data.
Di
bidang kedokteran misalnya untuk memperjelas citra yang dihasilkan ct-scan
untuk mendiagnosis penyakit. Bidang fotografi misalnya untuk memberikan
efekfiltering, misalnya untuk menghasilkan foto hitam putih, foto
berkabut suasana pagi hari di alam pedesaan. Untuk keamanan (security)
misalnya pengenalan pola retina mata untuk membuka kunci elektrik pintu.
·
Algoritma Pengolahan Citra
Citra
digital disusun oleh banyak piksel. Piksel tersebut mempunyai nilai yang
menunjukkan intensitasnya. Data berupa nilai intensitas piksel ini yang
kemudian tersimpan dalam media simpan digital (CD, harddisk, flashdisk, dll).
Untuk memperbaiki kualitas citra (pengolahan citra digital), nilai piksel
inilah yang dimanipulasi. Ada beberapa algoritma yang digunakan dalam
pengolahan citra digital yaitu:
a) Operasi titik
Operasi
tingkat titik adalah operasi dimana hasil proses dari suatu titik tidak
tergantung oleh titik-titik tetangganya atau dengan kata lain tergantung pada
titik itu sendiri. Operasi biasanya digunakan untuk kecerahan (brightness),
kontras, negasi, mengubah citra warna menjadi greyscale, dan tresholding.
b) Operasi tingkat local
Operasi
dimana hasil proses dari suatu titik tergantung oleh titik-titik tetangganya
atau dengan kata lain tergantung pada titik itu sendiri. Contoh dari operasi
ini misalnya konvolusi, deteksi tepi, penghalusan citra, penajaman citra,
pengurangan noise, dan efek timbul (emboss).
c) Operasi tingkat global
Pada
operasi ini semua bagian citra diperhitungkan sehingga hasilnya tergantung pada
karakteristik citra secara global. Operasi ini misalnya digunakan untuk menyamakan
histogram.
d) Operasi tingkat objek
Pada
operasi ini karakterisitik citra yang meliputi ukuran, bentuk, dan intensitas
rata-rata dihitung untuk mengenali objek yang akan diproses.
C.
Proses
Pengolahan Citra
1. Akuisisi Citra
Sistem
akuisisi data dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang berfungsi untuk
mengambil, mengumpulkan dan menyiapkan data, hingga memprosesnya untuk
menghasilkan data yang dikehendaki. Pada data berjenis citra yang masih
berbentuk analog, citra tersebut harus direpresentasikan secra numerik dengan
nilai- nilai diskrit agar dapat diolah dengan komputer digital. Representasi
citra dari fungsi kontinu menjadi nilai- nilai diskrit disebut digitalisasi
yang menghasilkan ciitra digital. Digitizer atau alat untuk melakukan
digitalisasi dapat berupa scanner atau kamera video. Digitizer terdiri dari
tiga komponen dasar. Pertama, sensor citra yang bekerja sebagai pengukur
intensitas cahaya. Kedua, perangkat penjelajah yang berfungsi merekam hasil
pengukuran intensitas pada seluruh bagian citra. Ketiga, pengubah analog ke
digital yang berfungsi melakukan penerokan dan kuantisasi.
2. Filtering
Filter
merupakan proses preprocessing awal yang digunakan untuk menghilangkan
bagian-bagian yang tidak diperlukan (noise) pada citra untuk proses
selanjutnya. Metode filter atau filtering yang terbaik tergantung dengan
situasi dari citra dan jenis derau atau degradasi yang terdapat pada citra.
Beberapa jenis filter tersebut adalah :
a. Filter
Linier menyediakan kesederhanaan, kecepatan, dan sangat membantu dalam proses
pengurangan derau jika informasi tenta ng band frekuensinya sangat terbatas.
b. Filter
Median adalah filter yang paling efektif untuk menghilangkan derau salt dan
pepper.
c. Filter
Wiener merupakan filter linier adaptif yang berdasarkan karakteristik varian
local dari citra. Filter wiener memperhalus daerah citra yang berubah pada
citra dengan noise yang paling kelihatan, tetapi mempertahankan daerah dimana
detail sangat terlihat dan noise tidak terlalu kelihatan.
3. Konversi Citra Hitam Putih Ke Citra Biner
Pengkonversian
citra hitam putih menjadi citra biner dilakukan untuk mengidentifikasi
keberadaan objek yang direpresentasikan sebagai daerah (region) di dalam citra.
Selain mengidentifikasi keberadaan objek, pengkonversian dilakukan untuk dapat
memfokuskan pada analisis bentuk morfologi dengan asumsi intensitas pixel tidak
terlalu penting dibandingkan bentuknya. Setelah objek dipisahkan dari latar
belakangnya, properti geometri dan morfologi/topologi objek dapat dihitung dari
citra biner. Dalam kasus pengenalan pola, hal ini berguna untuk pengambilan
keputusan tergolong dalam klasifikasi yang manakah citra tersebut berada.
Konversi dari citra hitam-putih ke citra biner dilakukan dengan operasi
pengambangan (thresholding).
4. Scalling
Scalling
merupakan proses mengubah dimensi region dari tiap karakter dan ketebalan
karakter. Proses ini digunakan agar setiap karakter memiliki dimensi region
yang sama.
D.
Operasi
Pengolahan Citra
a. Perbaikan
kualitas citra (image enhancement)
Jenis
operasi ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas citra dengan cara memanipulasi
parameter-parameter citra. Dengan operasi ini, ciri-ciri khusus yang terdapat
di dalam citra lebih ditonjolkan. Contoh-contoh operasi perbaikan citra :
perbaikan kontras gelap/terang perbaikan tepian objek (edge enhancement)
penajaman (sharpening) pembrian warna semu (pseudocoloring) penapisan derau
(noise filtering).
b. Pemugaran
citra (image restoration)
Operasi
ini bertujuan menghilangkan/meminimumkan cacat pada citra. Tujuan pemugaran
citra hampir sama dengan operasi perbaikan citra. Bedanya, pada pemugaran citra
penyebab degradasi gambar diketahui. Contoh-contoh operasi pemugaran citra: penghilangan kesamaran (deblurring).
penghilangan derau (noise)
c. Pemampatan
citra (image compression)
Jenis
operasi ini dilakukan agar citra dapat direpresentasikan dalam bentuk yang
lebih kompak sehingga memerlukan memori yang lebih sedikit. Hal penting yang
harus diperhatikan dalam pemampatan adalah citra yang telah dimampatkan harus
tetap mempunyai kualitas gambar yang bagus. Contoh metode pemampatan citra
adalah metode JPEG.
d. Segmentasi
citra (image segmentation)
Jenis
operasi ini bertujuan untuk memecah suatu citra ke dalam beberapa segmen dengan
suatu kriteria tertentu. Jenis operasi ini berkaitan erat dengan pengenalan
pola.
e. Pengorakan
citra (image analysis)
Jenis
operasi ini bertujuan menghitung besaran kuantitif dari citra untuk
menghasilkan deskripsinya. Teknik pengorakan citra mengekstraksi ciri-ciri
tertentu yang membantu dalam identifikasi objek..
Contoh-contoh
operasi pengorakan citra:
·
Pendeteksian tepi objek (edge detection)
·
Ekstraksi batas (boundary)
·
Representasi daerah (region)
·
Operasi pendeteksian tepi pada citra
Camera. Operasi ini menghasilkan semua tepi (edge) di dalam citra.
f. Rekonstruksi
citra (image reconstruction)
Jenis
operasi ini bertujuan untuk membentuk ulang objek dari beberapa citra hasil
proyeksi. Operasi rekonstruksi citra banyak digunakan dalam bidang medis.
Misalnya beberapa foto rontgen dengan sinar X digunakan untuk membentuk ulang
gambar organ tubuh.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengolahan
citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan komputer, menjadi
citra yang kualitasnya lebih baik. Teknik-teknik pengolahan citra
mentransformasikan citra menjadi citra lain.
Pengolahan citra
dapat dibagi kedalam tiga kategori yakni kategori rendah, menengah, dan tinggi.
Kategori rendah melibatkan operasi-operasi sederhana
seperti prapengolahan citra untuk mengurangi derau, pengaturan kontras, dan
pengaturan ketajaman citra. Pengolahan kategori rendah ini memiliki input dan
output berupa citra.
Pengolahan kategori menengah melibatkan
operasi-operasi seperti segmentasi dan klasifikasi citra. Proses pengolahan
citra menengah ini melibatkan input berupa citra dan output berupa atribut
(fitur) citra yang dipisahkan dari citra input. Pengolahan citra kategori
melibatkan proses pengenalan dan deskripsi citra.
Pengohalan kategori tinggi ini termasuk menjadikan
objek-objek yang sudah dikenali menjadi lebih berguna, berkaitan dengan
aplikasi, serta melakukan fungsi-fungsi kognitif yang diasosiasikan dengan
vision.
DAFTAR PUSTAKA
“Pengolahan Citra”.http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1080:pengolahan-citra-&catid=13:rpl&Itemid=14, (30 April 2012)
Hanum,Kholida.”Artikel Pengolahan Citra”.http://maynyund.blogspot.com/2012/09/artikel-pengolahan-citra.html, (17 September 2012)
Mohune,Rhani Cahayani.”Makalah Pengolahan Citra”.http://ranimohune.wordpress.com/2012/06/05/pengolahan-citra-30/ (5 juni 2012)
Susanto,Agus.”Teknik
Pengolahan Citra Digital”.http://koneksiartikel.blogspot.com/2013/01/teknik-pengolahan-citra-digital.html,
(16 Januari 2013)